Sabtu, 19 Mei 2012

Awas.. Panci Dosa


Alkisah, ada seorang ilmuwan ingin mengadakan eksperimen. Untuk itu ia harus merebuas seekor katak hidup-hidup. Ia pun menyiapkan nya. Diambilnya sebuah panci, diisi dengan air secukupnya lalu diletakkan diatas tungku. Dengan sabar ia menunggu air hingga mendidih. Air pun mendidih lalu diambilah si katak malang, lalu dimasukanlah katak tersebut ke air yang tengah mendidih tersebut.

Namun apa yang terjadi? Si katak yang merasakan suhu yang tengah berubah drastis kontan sigap. Ia kaget, ia tanggap, katak pun kontan melompat keluar dari panci. Si katak kali ini selamat.

Si ilmuwan yang gagal dengan percobaan pertamanya tak kehilangan akal. Kali ini ia menyiapkannya dengan cara yang berbeda. Diambilnya lagi panci yang lain, dan sama seperti sebelumnya, ia isi dengan air lalu diletakan  ke atas tungku. Namun sebelum ia menyalakan tungkunya, dengan kondisi air yang masih dingin, ia masukkkan katak ke dalam panci. Si katak yang memang biasa dengan air, pun merasa nyaman-nyaman saja dengan kondidi ini, toh hitung-hitung mandi berendam. Si ilmuwan pun menyalakan tungkunya, namun kali ini apainya kecil saja agar air tik cepat mendidih.

Perlahan namun pasti air dalam panci pun menjadi kian hangat. Namun si katak masih nyaman-nyaman saja, "sekalian mandi air hangat" begitu pikirnya. Namun air pun kian menghangat, dan menghangat, si katak masih merasa nyaman dan aman. Hingga satu titik, ketika air sudah mulai sangat panas, kali ini si katak sudah tidak tahan, ia mencoba melompat. Namun sayang, kali ini ia tak bisa. Air sudah terlalu panas dan si katak pun mati, terebus bersama air panas tersebut.

***
Sadar atau tidak, adakalanya kita menemukan orang-orangyang menjadi katak ini. Atau jika mau jujur bercermin, boleh jadi kita-lah katak tersebut. Ketika seorang shalih di ajak bermaksiat terang-terangan sudah pasti ia akan menolak. Namun syaithan sungguh cerdas, alih-alih langsung terang-terangan, setan akan mendekatinya dengan perlahan-lahan, membuainya hingga terasa aman, nyaman menjadi kebiasaan, hingga akhirnya yang ada hanya penyesalan. Sadar atau tidak, si shalih telah beradaptasi dengan kemaksiatan.

Jika api besar dan air mendidih adalah dosa besar, maka api kecil adalah dosa-dosa kecil yang kita biarkan, yang kita anggap biasa, lumrah, wajar atau bahkan kita merasa nyaman-nyaman saja denganya. Sebagaimana air hangat yang melenakan, pelan namun pasti dosa kecil kian memanaskan kita hingga suhu yang membinasakan.

Terlebih manusia sering meremehkan hal-hal yang ada embel-embelnya "kecil", batu kecil uang kecil, anak kecil dan termasuk pula dosa kecil. Sehingga tek jarang kita pun tak ambil pusing dengan dosa-dosa kecil yang kita perbuat. Jangankan taubat, istigfar pun seolah tak sempat. Kita merasa aman, kita nyaman, padahal ini strategi jitu syaithan yang menyesatkan.

Maka benarlah Rosulullah yang mengajak kita unruk mewaspadai dosa-dosa kecil. Dalam sebuah hadist riwayat Ahmad Rosulullah bersabda, "Hati-hatilah terhadap dosa-dosa kecil. Hal itu tidak ubahnya sekelompok orang yang turun ke sebuah lereng gunung. Mereka masing-masing membawa sebatang ranting kayu sehingga dengan ranting-ranting kayu itu bisa mereka masak roti. Dosa-dosa kecil kapan saja di lakukan oleh seseorang ai akan menjadi celaka".

Karena memang dosa kecil yang dibiarkan ibarat titik kecil yang ditoreh di atas kertas. Satu titik memang tak ada apa-apanya dibandingkan luasnya putih kertas. Namun jika ditoreh berkali-kali, dan berulang kali, tanpa henti, tanpa pernah kita menghapusnya , pada akhirnya kita pun merasa asing dengan warna putih kertas semula. Maka liat , apa yang kita anggap sepele, satu titik hitam di kertas putih. namun jika diteruskan maka putihnya kertas kan berubah menjadi hitam. Inilah cara cerdas syaithan.

Tak diajaknya soerang muslim untuk langsung murtad. Dihembuskanya sedikit demi sedikit apa yang menarik hatinya, bisa lawan jenis, jabatan, kedudukn, harta, atau hal-hal non materi seperti jaminan, kebebasan ataupun kemenangan. Dibuatlah sedikit demi sedikit apa yang bertentangan dengan agama menjadi indah, dan kita pun terpesona dengan nya. Dan begitulah cara syaithan menyesatkan anak adam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar