Sabtu, 12 Mei 2012

Menggapai Lailatul Qadar



      Sepertiaga terakir bualan Ramadhan adalah saat-saat yang penuh dengan kebaikan dan keutamaan serta pahala yang melimpah. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Oleh karena itu suri tauladan kita -Nabi Muhammad saw- dahulu bersunguh-sunguh menghidupkan sepuluh hari terakir tersebut dengan berbagai amalan melebihi waktu-waktu lainya.
    Sebagaimana istri beliau Ummul Mu'minin Aisyah r.a berkata " Rosulullah saw dahulu bersunguh-sunguh pada sepuluh hari terakir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainya". (HR. Muslim)

    Perhatiakan apa yang dilakukan oleh suri tauladan kita! Lihatlah, Nabi saw bukan malah mengisi hari-hari terakhir Ramadhan dengan berbelanja di pusat-pusat perbelanjaan untuk persiapan lebaran (hari raya). Yang beliau lakukan adalah bersungguh sunguh dalam melakukan ibadah seperti shalat, membaca A-Qur'an, dzikir, sedekah dan lain sebagainya.

   Malam Lailatul Qodar adalah malam yang ditunggu dan diharapkan kedatanganya dimana semua do'a akan diterima, dimana para malaikat diturunkan ke bumi, dimana pintu rahmad dibukakan bagi mereka yang beriman dan beramal shaleh. Maka berbahagialah orang-orang yang dapat mensucikan dirinya dari rasa dengki dan menengelamkan diri dalam shalat, shalawat, dalam dzikir dan do'a, memperbanyak membaca Al-Qur'an, dan memohon ampun pada Dzat yang Maha Pengampun.

   Rosulullah saw bersabda: "Apabila datang Lailatul Qadar, turunlah Jibril dalam barisan para Malaikat, mereka mengucap shalawat dan salam kepada hamba Tuhan (baik yang duduk maupun berdiri) yang selalu berdzikir kepada Tuhanya".

      Lailatul Qadar adalah hadiah yang Allah berikan untuk hambanya yang Mukmin, dan orang yang memperbanyak taubat, dzikir dan do'a lah yang akan mendapatkanya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar