Minggu, 13 Mei 2012

7 Indikator Kebahagiaan Dunia


   Suatu hari, Ibnu Abbas r.a ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rosulullah) bertanya mengenai apa yang dimaksut dengan kebahagiaan dunia. Ibnu Abbas lalu menjawap kebahagiaan dunia memiliki 7 indikaator, yaitu:

  Pertama, hati yang selalu bersih bersyukur
Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tida ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stres, inilah nikmat bagi hati yang suka bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apaun yang di berikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.

   Kedua, pasangan hidup yang sholeh
Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggung jawapan dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagia menjadi seorang istri bila miliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan miliki kesabaran luar biasa untuk melayani suaminya. Maka berbahagialah menjadi sorang suami yang miliki soerang pasangan yang sholehah. Begutu pula sebaliknya.

  Ketiga anak yang sholeh
Amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang sholeh, sebab do'a anak yang sholeh kepada orang tuanya di jamin dikabulkan Allah. Maka berbahagialah bila kita miliki anak yang sholeh.


    Keempat, lingkungan yang kondusif untuk iman kita
Yang dimaksut lingkungan yang kondusif ialah kita boleh mengenal siapapun. Tetapi untuk menjadikanya sebagai sahabat karib, haruslah orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah hadisnya, Rosulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-oarng yang sholeh. Orang-orang sholeh yang akan mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan bila kita berbuat salah.


    Kelima, harta yang halal
Pradigma dalam islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangn dalam hidup.


     Keenam, semangat untuk memahami agama
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia bersemangat untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya. Allah menjanjikan nikmat bagu umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya. semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rosul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.


   Ketujuh, umur yang baroqah
Umur yang baroqah artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya di isi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan di isi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya.iapun cenderung kecewa dengan masa ketuanya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu untuk bertemu dengan Sang Pencipta. Tidak ada rasa takut untuk meningalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat hidup orang yang baroqah hidupnya.
Yang tentu akan membawa pada kebahagiaan di akhirat andai kita berupaya untuk mengapainya.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar