Selasa, 15 Mei 2012

Jangan Telena Gemerlap Dunia


    Rosulullah saw pernah berpesan kepada para sahabatnya, "aku adalah musafir yang berjalan menuju suatu tempat. Maka siapa yang mengikuti bekas-bekas jalanku, niscahya ia akan sampai pada tempatku dan berkumpul bersamaku". Hadis ini sarat sekali dengan filosofi.

  Rosullulah , beliau juga adalah musafir yang berkelana. Kini beliau sudah sampai pada  tujuanya. Beliau meningalkan jejak. Maka siapa yang mengikuti jejak langkah beliau, ia akan sampai pada suatu tempat bersama Rosulullah.

  Bukankah dulu Rosul orang yang kaya raya saat bersama Khadijah? Namun beliau tidak terlena dengan kekayaan itu, hingga kemudian beliau tetap melanjutkan perjalananya yang akhirnya beliau sampai pada posko keterhinaan. Namun meski beliau menjadi manusia yang penuh dengan cacian dan makian pada saat menyebarkan agama., beliau tidak lantas patah arang dan putus asa. Beliau terus terus melangkah meninggalkan posko itu hingga akhirnya sampai pada posko kemuliaan dan kedigjayaan.

   Karena semua adalah makluk Allah, maka bertemanlah dengan mereka, tapi jangan bersahabat. Sebap ketika seseorang telah bersahabat, mka ia akan menyatu dengan sahabatnya itu. Berteman dengan kekayaan, merupakan kenikmatan agar manusia bisa mengenali maknanya. Dan berteman dengan penderitaan, merupakan pelajaran, agar manusia bisa menyelami hikmahnya. Namun ketika manusia bersahabat dengan kekayaan, hanya akan membuat manusia itu hancur, luluh lantah, tatkala kemiskinan menghampirinya. Begitu pula jika bersahabat dengan penderitaan, maka manusia tak akan bangkit dari keterpurukanya.

  Sesungguhnya apa yang tampak oleh mata, ia akan hancur dimakan usia. Namun segala yang tak terlihat, akan abadi selamanya. Oleh karenanya, jangan pernah meletakkan sesuatu yang terlihat oleh mata di dalam hati. Karena nantinya ia akan mengores, melukai dan akhirnya membusukkan hati itu. Intinya, jangan pernah terlena dengan keadaan dan kondisi apapun. Teruslah melangkah. Tinggalkan posko yang ada di dunia, jika ingin lekas sampai pada perhentian akhir yang menawan. Sebab semua yang ada di dunia adalah fatamorgana. Ada, namun sebetulnya tiada. Ketiadaan itu akan nyata. Cepat atau lambat.

  Teruslah berjalan menuju puncak sejati. Namun awas, di atas puncak tertinggi, yang nampak malah jurang terjal. Maka berhati-hatilah! Sedikit saja lengah, akan terperosok ke dalamnya. Atau buatlah diri setenang mungkin, agar dapat mengontrol setiap langkah. Ingatlah! Tidak akan ditemukan ketenangan, selain memperbanyak dzikir  kepada Allah SWT.



2 komentar:

Si celoteh mengatakan...

kata2nya indah skali..
Ajarin saya dong cara merangkai kata2 bermakna

Unknown mengatakan...

Sobat semua ini telah lama saya kumpulkan dari majalah2 islami, karena ini merupakan pelajaran dan petunjuk jadi lebih baik jangan dirangkai , cari nara sumber dari buku" atau ustad yang lebih mendalami agama, kalau di rangkai menurut dri sendiri takut salah dan berakibat fataL..,

Semoga Bermanfaat, "amiN.

Posting Komentar